Minggu, 24 April 2011

DAUR ULANG MILITAN-MILITAN DI INDONESIA (34)

Lanjutan dari.... "DAUR ULANG MILITAN-MILITAN DI INDONESIA (33)"

Diterjemahkan oleh StuyCycle.NET dari Asia Report N°92 - 22 Februari 2005

Untuk koleksi Perpustakaan Online StudyCycle.NET

C. REKRUTAN CIGARUNG

Seorang pria muda dari benteng DI lama Cigarung, sebuah dusun di desa Kebonpedes, Sukabumi, Jawa Barat, adalah benang merah ke milisi yang digunakan dalam pengeboman kedutaan Australia. Cigarung dulu dikenal sebagai benteng Masyumi, partai Islam reformis tahun 1950-an, tapi hari ini lebih dikenal sebagai basis DI. Didi Gepeng adalah anggota DI yang terlibat dalam konflik di Poso. Dia bertemu sesama mujahidin DI dari Banten di sana, dan ketika ia kembali ke rumah — mungkin pada tahun 2001 —, ia mengundang Kang Jaja ke Cigarung.

Pada saat itu, salah seorang pria yang paling berpengaruh di kota kecil itu adalah seorang milisi DI lama, Mang Edeng, yang pernah tinggal bersama Gaos Taufik di Sumatera Utara pada dasawarsa 1950-an. Saat ia kembali dari Sumatera Utara, ia menyebarluaskan ide DI kepada para penduduk desa, seperti yang dilakukan anaknya, Kang Abad. Di antara orang-orang yang dibawa ke organisasi tersebut adalah para ayah dari tiga tersangka pemboman kedutaan: Didin Raidin (ayah Heri Golun), Sarkoni (ayah Apuy), dan Haris (ayah Uyok).

Ketika Kang Jaja tiba di Cigarung, dia langsung terkesan oleh kekuatan DI, tetapi juga oleh kurangnya pemahaman mereka tentang jihad. Dia memutuskan penduduk desa membutuhkan pembinaan. Orang yang dia bawa untuk melakukan hal itu tak lain adalah Harun, mantan pesaingnya di Poso. Jaja sendiri membeli tanah di Gunung Batu, dekat Cigarung, dan rumah yang dibangunnya di sana menjadi markas Ring Banten pada akhir 2001.158

Sembari bekerja bersama veteran Poso Didi Gepeng, Kang Jaja memberi tugas Harun untuk merekrut pemuda setempat. Sementara itu, ia menyediakan dana untuk membantu mereka secara ekonomi, mendorong mereka untuk membuat kerupuk ikan seharga Rp.15.000-25.000 (sekitar $ 1,50 sampai $ 2) per hari, dan kemudian membeli sepeda motor sehingga mereka bisa menjalankan bisnis penyewaan sepeda motor.

Namun upaya perekrutan hanya berhasil menarik sekitar tujuh pemuda, salah satunya adalah Heri Golun, pria yang menjadi pelaku bom bunuh diri pada tanggal 9 September 2004.159 Menurut sumber-sumber lokal, masalahnya ada pada Harun. Sama seperti ia berselisih dengan sesama milisi DI di Poso, ia juga tidak bisa akrab dengan para tetua DI di Cigarung, termasuk Mang Edeng. (Bersambung)

Catatan kaki:

158Benteng nya berada di Kabupaten Pandeglang, Bogor, Serang, Sukabumi, Lebak dan Karawang: Menes (Pandeglang), Cisarua (Bogor), Kasemen (Serang); Kampung Gunung Batu, Kecamatan Kebon Pedes (Sukabumi); Desa Gunung Batu, Kecamatan Penggarangan (Lebak), dan Cikampek (Karawang).

159 Yang lainnya adalah Apuy, Didi Gepeng, Uyok, Iwan alias Ibnu, Iwang alias Ijul, dan Nanang.

Related Articles:



This Related-Post-By-Category Widget by Hoctro | Jack Book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar