POLISI terus memburu tersangka pelaku terorisme di Nanggroe Aceh Darussalam. Sekitar 30 tersangka dilumpuhkan. Mereka berasal dari daerah dan latar belakang berbeda. Ada pegawai negeri, bekas polisi, pedagang, dan preman pasar. Orang Aceh juga ada yang turut dalam pelatihan militer di Bukit Jalin, Aceh Besar.
Dulmatin membangun kekuatan baru di Aceh dan mengendalikannya dari Pamulang, Banten. Ia menyatukan faksi kelompok Islam, bekas tentara Poso, serta alumnus Filipina dan Afganistan. Mereka bergabung dengan bendera Tanzim Al-Qaidah Serambi Mekah. Kelompok ini masuk melalui pintu relawan korban tsunami 2004.
Dulmatin juga merangkul aktivis yang sudah dipenjara, seperti Abdullah Sunata. Masuknya Sunata ini cukup mengejutkan. Ketika Noor Din M. Top masih hidup, Sunata belum bergabung karena ada perbedaan pandangan jihad. Ketika itu, Sunata menganggap wilayah jihad adalah Ambon, Poso, dan Aceh.
Upaya melebarkan sayap sebenarnya sudah dilakukan Noor Din karena stok aktivis Jamaah Islamiyah kian menipis setelah tewasnya Azahari Husein serta eksekusi trio bomber Imam Samudra, Amrozi, dan Ali Gufron. Ketua perwakilan wilayah atau wakalah (ishobah) juga sudah banyak yang tewas.
Kelompok Noor Din membangun jaringan untuk merancang bom-hit and run. Dulmatin yang merupakan alumnus Afganistan itu menggodok anggotanya dengan kemampuan militer dari berbagai latar belakang. Target teror masih belum dimatangkan. Aceh menjadi awal membangun kekuatan dan jaringan baru.
Mereka yang tertangkap di Aceh dan dikendalikan Dulmatin.
ACEH - Iwan Suka Abdullah - Marzuki alias Tengku - Yudi Zulfari - Azzam alias Imanudin - Surya alias Abu Semak Belukar
MEDAN - Hendra Ali - Taufik - Ahmad Gema
LAMPUNG - Sumamen alias Suleh - Abu Batok alias Ali Heru
PANDEGLANG - Sapta Adi Robert Bakri alias Ismet Hakiki alias Abu Sidik alias Syailendra alias Abu Mujahid - Ibnu Sina - Zaki Rahmatullah alias Zainal Mutain alias Abu Zaid - Adam alias Adi
JAKARTA - Sutrisno - Tatang - Abdi - M. Yunus alias Anton - Muchtar - Sofyan Tsauri (Depok) - Agus Wasdianto alias Hasan alias Nasib (Depok)
BANDUNG - Enceng Kurnia alias Arham - Pura Sudarma alias Jaja - Adi Munardi - Deni alias Fariz (Karawang)
BOYOLALI - Zainudin alias Joko Sulistyo
SULAWESI - Laode Hafid alias Adib alias Hafiz alias Abu Hazwh
Anggota Jamaah Islamiyah yang telah ditangkap sebelumnya.
PEKANBARU DAN MEDAN Ketua Wakalah Pekanbaru adalah Datok Raja Ame -ditangkap Mei 2003. Sedangkan Ketua Wakalah Sumatera Utara buron. Aksi mereka adalah peledakan bom di 15 lokasi di Pekanbaru dan Medan pada malam Natal 2000; penembakan sopir pendeta, Chaleb Situmorang; serta perampokan money changer di Dumai, 2002, dan nasabah bank Lippo, Mei 2003. Anggota kelompok lain yang ditangkap: Mantan kapten Yasid Safaat (Malaysia), Indra Warman alias Tomy Togar, Fadli Sadama alias Acin, Purwadi alias Sony, Ramli alias Tono alias Regar, Syahrudin Harahap alias Aan alias Ramses alias Chandra, Tatang alias Aryo alias Jono, Ramli alias Gogon alias Agus, Mustafa alias Hendra, Bima Ary Surjanto alias Karyo, dan Imbalo Hasibuan.
BENGKULU DAN PADANG Kelompok Bengkulu dan Padang sebelumnya merupakan sel tidur, yang belakangan diaktifkan oleh Dr Azahari, Noor Din M. Top, dan Dulmatin. Di ring ini ada Mohamad Rais (tertangkap) dan Asmar Latin Sani (eksekutor JW Marriott I).
JAKARTA Tokoh kelompok ini adalah Abdul Jabar dan Asep alias Darwin , yang pernah aktif di Gerakan Pemuda Islam. Abdul Jabar ditangkap di Nusa Tenggara Barat pada 2003. Kelompok ini, bersama Amrozi (kelompok Lamongan) dan Fathur Rohman al-Ghozi (Madiun), melakukan aksi peledakan rumah Duta Besar Filipina untuk Indonesia di Jakarta pada Agustus 2000 dan bom malam Natal 2000. Anggota lain yang ditangkap: Amrozi bin Nurhasyim dan Farihin. Kelompok ini masih aktif karena masih ada yang belum tertangkap, seperti Asep alias Darwin alias Abdullah.
BANTEN Tokoh ring Banten adalah Abdul Azis alias Imam Samudra , yang tewas dieksekusi. Di bawah pimpinannya, kelompok ini merampok toko emas Elita, Serang, dan melakukan latihan militer di Saketi, Pandeglang. Imam Samudra menjadi otak peristiwa Bom Bali 2002.
Tokoh lain: - Syaifudin Zuhri dan Mohamad Syahrir (warga Kuningan, tewas ditembak di Ciputat, Oktober 2009) - Ibrohim, adik ipar Zuhri (tewas ditembak di Temanggung, Jawa Tengah, 7 Agustus 2009) - Nana Ikhwan Maulana (salah satu pengebom bunuh diri Ritz-Carlton asal Pandeglang) - Dani Dwi Permana (salah satu pengebom bunuh Ritz-Carlton, warga Perumahan Telaga Kahuripan, Parung) - Kang Jaja, alumnus Mindanao 1999, Poso 2000-2001 (Maret 2010 tewas di Aceh) - Saptono, paman dari istri Rois, alumnus Mindanao 1999 bersama Rois (Saptono merupakan instruktur di kamp pelatihan militer yang dibentuk Rois di Gunung Peti, Cisolok, Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, 2004, dan dikabarkan sedang diburu di Aceh) - Iwan Dharmawan alias Rois (ditangkap November 2004 di Bogor dan dijatuhi hukuman mati Juli 2005) - Aer Setiawan, 28 tahun, dan Eko Sarjono alias Eko Peyang, 21 tahun (keduanya tewas ditembak di Jatiasih, Bekasi) - Bagus Budi Pranoto atau Urwah (tewas ditembak bersama Noor Din M. Top di Mojosongo, Solo, September 2009)
jawa barat Tokoh dari ring Jawa Barat adalah Hambali dan Fatih alias Jabir . Hambali, sekarang di penjara Guantanamo, merupakan koordinator peledakan bom malam Natal 2000 di 34 lokasi di Indonesia. Pemuda asal Cianjur, Jawa Barat, ini ditangkap polisi Thailand dan Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA).
Jabir adalah kawan dekat Hambali selama di Malaysia dan Afganistan. Aksi kelompok ini adalah peledakan bom malam Natal 2000 di Bandung, Sukabumi, Pangandaran, dan Ciamis. Anggota kelompok ini yang ditangkap di Jawa Barat adalah Aceng, Roni Miliar, dan Dedi Mulyadi.
SEMARANG Mustofa adalah Komandan Detasemen Markas JI di Semarang dan pemilik tempat perakitan bom di Jalan Taman Sri Rejeki, Semarang. Dia mantan Ketua Wakalah III wilayah Sulawesi. Kemudian ia digantikan oleh Muchlas alias Ali Gufron dan Chairuddin alias Moh. Nazir Abbas.
LAMONGAN Tokoh wilayah ini adalah Amrozi dan Ali Gufron alias Muchlas dan Ali Imron . Ketiganya bekerja sama dengan Hambali dan Dulmatin meledakkan gereja di Mojokerto, Jawa Timur, malam Natal, 24 Desember 2000, dan menjadi dalang bom Bali 2002. Amrozi dan Muchlas dihukum mati pada 2008 bersama Imam Samudra. Ali Imron kini ditahan, tapi berbalik membantu polisi.
MAKASSAR Agus Dwikarna adalah Panglima Laskar Jundullah di Makassar. Dia dipenjara di Manila karena menyelundupkan bahan peledak. Tokoh lain adalah Yasin Syawal, menantu Abdullah Sungkar, yang pernah menjadi Amir Jamaah Islamiyah.
Aksi kelompok ini adalah peledakan restoran McDonald's dan ruang pamer mobil milik Haji Kala, Makassar, pada malam takbiran 2002. Anggota kelompok yang ditangkap di Sulawesi adalah Suryadi Mas'ud, Muhtar Daeng Labase, Khaerul Lukman bin Husein, Muhammad Tang, Usman Nuraffan, Kaharuddin Mustafa, dan Syaifullah alias Imam Nawawi.
PALU Chairuddin alias Mohamad Nasir Abbas -kakak ipar Muchlas alias Ali Gufron-warga negara Malaysia, menjadi Ketua Mantiqi III untuk wilayah Sulawesi. Aksinya adalah beberapa ledakan bom di Palu dan relawan jihad ke Poso dan Ambon. Anggota kelompok yang ditangkap berjumlah 12 orang, termasuk Aang Hasanuddin, Nizam Kaleb, dan Fajri.
SUMBER: PUSAT DATA DAN ANALISA TEMPO, INTERNATIONAL CRISIS GROUP, MABES POLRI
Sumber: http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/03/22/LU/mbm.20100322.LU133075.id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar