Scanned from M. Sommers' “Logika”
(Lanjutan dari "Logika: PENGERTIAN "LOGIKA'")
Disajikan 3 pemikiran :
- Ilmu pengetahuan patut disukai.
Akan tetapi filsafat adalah ilmu pengetahuan.
Jadi filsafat patut disukai.
Dalam pemikiran pertama ini, kesimpulan itu betul, dan kesimpulan itu merupakan ucapan yang benar.
- Setiap manusia adalah adil
Akan tetapi Yudas adalah manusia.
Jadi Yudas adalah adil.
Dalam pemikiran ke-2 kesimpulan itu palsu, akan tetapi pemikiran itu menghasilkan kesimpulan yang tepat; sebab, seandainya setiap manusia itu adil dan Yudas itu manusia, maka Yudas itu adil; kesimpulan itu palsu, karena kalimat pertama (putusan pertama) itu palsu dan pemikiran itu maju dari ucapan (proposisi) yang pertama.
- Ilmu pengetahuan patut disukai.
Akan tetapi filsafat adalah ilmu pengetahuan.
Jadi Yudas rnenjadi penghianat.
Dalam pemikiran ke-3 kesimpulan itu sendiri memang benar, tetapi tidak ada hubungan dengan putusan-putusan yang mendahuiuinya.
Maka ada 2 syarat untuk pemikiran yang sab :
- Putusan-putusan sendiri harus benar.
- Harus ada hubungan antara putusan-putusan, ialah harus ada kemungkinan pada putusan-putusan untuk membimbing dengan tepat menuju ke kesimpulan.
Putusan-putusan disebut materi (bahan) pemikiran, oleh karena pemikiran itu terdiri dari putusan-putusan; hubungan antara putusan-putusan itu disebut forma (bentuk) pemikiran.
Pemikiran dapat dibandingkan dengan sebuah bangunan:
- bagus bentuknya dan baik bahannya (pemikiran yang betul dan benar);
- bagus bentuknya dan tidak baik bahannya (pemikiran yang betul dan tidak benar);
- tidak bagus bentuknya dan baik bahannya (pemikiran yang tidak betul dan benar).
Bentuk terdapat juga, kalau putusan-putusan itu palsu; kalau begitu, kesimpulan itu palsu, bukan karena bentuk atau hubungan dengan putusan-putusan, melainkan karena putusan-putusan itu sendiri palsu.
Pemikiran, dalam mana ada bentuk, disebut pemikiran yang tepat (entah benar entah palsu); akan tetapi kalau putusan-putusan (bahan pemikiran) juga benar, terdapat pemikiran yang benar.
Logika memandang pemikiran sekedar tepat dan benar, Kalau logika memandang pemikiran sekedar tepat, maka ia melihat bentuk pemikiran; kalau logika memandang pemikiran sekedar benar, maka ia melihat bahan pemikiran.
Oleh karena itu logika dibagi :
- Logika formil, kalau memandang bentuk pemikiran.
- Logika material, kalau memandang bahan pemikiran,
Akan tetapi karena pemikiran itu terdiri dari putusan-putusan, putusan terdiri dari pengertian-pengertian, maka logika formil selain pemikiran yang tepat, memandang juga pengertian dan putusan, sekedar berguna untuk pembetulan pemikiran.
Demikian juga logika material, selain pemikiran benar, memandang pengertian dan putusan, sekedar berguna untuk pemberian pemikiran.
Bersambung ke "Beda logika dan bagian lain filsafat"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar