Scanned from M. Sommers' “Logika”
(Lanjutan dari "Logika: PEMBAGIAN LOGIKA")
CATATAN :
A. Tentang perbedaan antara logika dan bagian-bagian lain dari filsafat yang juga membicarakan pengetahuan.
Soal yang dipandang Logika adalah soal tentang pengetahuan. Soal ini juga dipandang oleh psykologia dan Gnoseologia, akan tetapi obyek formil berbeda: Logika memandang pengetahuan untuk mengaturnya; psykologia memandang pengetahuan untuk menerangkan perkembangannya; gnoseologia memandang pengetahuan untuk menentukan apakah sesuai dengan kenyataan (realitet).
B. Tentang Logika, sekedar logika memandang "secundae intentiones".
Logika adalah pengetahuan rasional, bukan hanya karena pengetahuan itu diperoleh dari akal budi manusia, sebab dalam arti ini semua pengetahuan bersifat rasional, karena diperoleh dari akal budi; akan tetapi karena logika memandang akal budi sendiri dalam karya-karyanya untuk mengaturnya. Akan tetapi pengetahuan (cognitio) oleh filsuf-filsuf skolastik disebut intentio, karena dengan pengetahuan manusia "tendit in" menuju ke obyek-obyek atau menangkapnya.
Intentio ada 2 :
- Intentio pertama atau intentio, dengan mana dikenal barang-barang.
- Intentio kedua atau pengetahuan, dengan mana dikenal pengetahuan itu sendiri.
Dalam logika pengetahuan bukan memandang barang-barang, melainkan pengetahuan sendiri; ialah dalam logika kita berfikir tentang pemikiran; kita mengadakan putusan tentang putusan; kita mengerti pengertian kita. Oleh karena itu dikatakan: logika adalah ilmu pengetahuan tentang secundae intentiones (tentang pengertian-tentang pengertian (konsep), tentang putusan tentang putusan; tentang pengertian putusan; tentang putusan tentang pengertian itu sendiri).
C. Tentang pemikiran yang tidak betul dan tidak benar, sekedar dipandang oleh Logika.
Untuk mengatur pemikiran, logika harus juga memandang pemikiran yang tidak betul dan tidak benar, yang disebut pemikiran sofistis. Sebab tiap-tiap ilmu pengetahuan yang memandang obyeknya sendiri, harus juga memandang apa yang berteritangan dengan obyek itu; yang mempelajari terang, harus juga mempelajari yang gelap, dan demikian juga tentang yang panas dan yang dingin, tentang yang baik dan yang jahat, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar