Said Aqil Siradj |
RMOL. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menilai bom bunuh diri di Masjid Polresta Cirebon merupakan tindakan biadab.
“Saya atas nama Ketua Umum PBNU yang merupakan kelahiran Cirebon, ikut mengecam dan mengutuk tindakan biadab tersebut,” tegasnya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta.
Sebelumnya diberitakan, Jumat (15/4) Polresta Cirebon dikejutkan dengan bom bunuh diri yang dilakukan seorang pria berpakaian serba hitam di dalam masjid.
Bom tersebut dilakukan ketika para jamaah melaksanakan sholat Jumat.
Said Aqil Siradj selanjutnya mengatakan, kinerja aparat kepolisian, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) hendaknya ditingkatkan. Sebab, ancaman teror bom ini merupakan hal yang perlu diwaspadai semua pihak.
“Saya kira, yayasan Islam yang didanai oleh Arab yang tiap hari melakukan teror teologi perlu dipantau setiap saat,” ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya;
Bagaimana Anda melihat kejadian bom di Cirebon?
Tindakan ini benar-benar menampar Islam, menampar polisi, dan menampar negara. Sebab, kejadian ini bersinggungan dengan simbol Islam dan simbol negara. Sebab, kejadiannya di Masjid Polresta Cirebon.
Apa Anda kaget bom diledakkan di Masjid?
Ini adalah tindakan jahiliyah yang secara jelas bertentangan dengan Islam. Sebenarnya tindakan teror itu bisa dilakukan di mana saja. Bisa di pasar, masjid, sedang sholat, atau sedang nyanyi. Tapi bila di masjid dan yang sedang sholat itu lebih biadab lagi. Namun kami tidak kaget dan tidak heran, karena sejak dulu teror sudah dilakukan di masjid.
Kenapa Anda bilang begitu?
Sayidina Umar bin Khattab dibunuh ketika menjadi imam sholat subuh oleh seorang majusi yang pura-pura ikut sholat. Kemudian Sayidina Ali bin Abi Thalib dibunuh ketika baru keluar dari rumahnya yang hendak mau menjadi imam sholat subuh di Kufah tahun 40.
Siapa kira-kira otak bom ini?
Saya tidak akan menunjuk siapa pelakunya. Tapi yang jelas mereka sedang menunjukkan diri bahwa mereka masih ada, kuat, eksis, punya dana, punya sistem, dan masih punya jaringan.
Apakah ini kelanjutan dari teror bom buku?
Sebelumnya teror-teror yang terjadi mengenai simbol Amerika. Sedangkan sekarang sudah di masjid, dan terlebih di kantor polisi. Ini merupakan kejadian luar biasa. Kita harus meningkatkan kewaspadaan, intelijen harus lebih canggih lagi agar lebih meningkatkan kinerjanya.
Apa yang perlu dilakukan ke depan?
Setiap lembaga, seperti BNPT, Polri dan BIN masing-masing harus meningkatkan kinerjanya agar teror ini tidak terjadi lagi. Selain itu, masyarakat harus lebih waspada.
Bagaimana dengan program deradikalisasi?
Program deradikalisasi seharusnya jangan hanya diseminarkan saja. Jangan dibincangkan saja, tetapi harus segera disampaikan kepada masyarakat agar ideologi radikal tidak berkembang. Dalam hal ini BNPT harus bekerja keras di samping BIN dan secara keseluruhan adalah polisi.
Apa program deradikalisasi sejauh ini sudah efektif?
Saya melihatnya belum efektif karena tidak ada kinerja yang jelas. Sementara bom meledak terus. Sedangkan upaya tindakan pencegahannya kurang nyata.
Menteri Agama berharap agar masyarakat tidak terpancing dengan bom ini, bagaimana di NU?
Kalau orang NU tidak akan terpancing, tetapi saya mengharapkan kita bisa meningkatkan kewaspadaan dan setiap warga masyarakat yang bisa mengetahui indikasi adanya fenomena kekerasan segera melaporkan kepada aparat dan segera melakukan tindakan. [RM]
Catatan SCN:
Sumber: http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=24509
Tidak ada komentar:
Posting Komentar