KEKERASAN BERAGAMA
Judul asli: PBNU: Bubarkan Kelompok Radikal
Jakarta, Kompas - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama meminta pemerintah harus bersikap lebih tegas terhadap kelompok-kelompok Islam yang mengajarkan radikalisme dan sering melakukan tindak kekerasan atas nama agama. Jika perlu, pemerintah melarang keberadaan kelompok-kelompok yang anti terhadap Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj di Jakarta, Selasa (26/4), mengatakan, selama ini pemerintah cenderung tak tegas dalam memperlakukan kelompok-kelompok Islam yang mempromosikan kekerasan dan ajaran-ajaran intoleransi dalam kehidupan beragama. Bahkan ada kecenderungan pemerintah melalui Kementerian Agama malah melindungi kelompok tersebut.
Menanggapi hasil survei Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian terhadap siswa SMP-SMA dan guru agama di Jakarta yang menyatakan, mayoritas pelajar bersedia terlibat aksi kekerasan terkait agama dan moral, Said mengatakan, seharusnya survei itu menjadi peringatan keras bagi pemerintah. ”Maraknya radikalisme dalam Islam itu karena kegagalan Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia. Kami sering tidak sependapat dengan Menteri Agama, seperti dalam penanganan soal Ahmadiyah. Agama itu mestinya jadi solusi konflik, bukan malah jadi sumber konflik,” tutur Said.
Menurut Said, ketegasan pemerintah juga dituntut dalam menghadapi kelompok radikal yang sering melakukan kekerasan atas nama agama. Tindakan ancaman melakukan kekerasan yang sering diungkapkan lewat berbagai unjuk rasa seharusnya sudah bisa menjadi peringatan dini bagi aparat keamanan untuk bertindak. ”Polisi itu sebenarnya tahu demonstran yang anarkis dan mana yang tidak,” katanya.
Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Imdadun Rahmat mengatakan, dukungan NU agar pemerintah membuat perangkat perundang-undangan yang bisa mencegah terorisme dan menangkal radikalisme agama pada dasarnya untuk kepentingan keutuhan bangsa. ”Kami mau memberikan kewenangan luas kepada negara untuk kepentingan menyelamatkan bangsa,” ujar Imdadun.
Menurut Said, pada dasarnya bangsa Indonesia memiliki budaya yang jauh dari radikalisme. Namun, pengaruh ideologi radikal dari luar, terutama dari Timur Tengah, membuat sebagian kelompok Islam di Indonesia justru berseberangan dengan cita-cita pendirian Republik Indonesia sebagai negara bangsa. (BIL)
2011/04/27
Sumber: http://cetak.kompas.com/read/.../PBNU.Bubarkan.Kelompok.Radikal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar