Kamis, 08 Juli 2010

Pahlawan Nasional: Agustinus Adisutjipto

Marsekal Muda TNI Anumerta Agustinus Adisutjipto

Pahlawan Nasional

(Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia

No. 071/ TK/ Tahun 1974, tanggal 9 November 1974)

Lahir : Salatiga, Selasa Kliwon 4 Juli 1916

Wafat : Yogyakarta, Selasa Pahing 29 Juli 1947

Makam : Yogyakarta

Agustinus Adisutjipto sempat belajar di Sekolah Tinggi Kedokteran (Geneeskundige Hoge School) di Jakarta, tetapi tidak selesai. Kemudian ia memutuskan untuk pindah ke Sekolah Penerbang Militaire Luchtvaart di Kalijati. Selesai pendidikan ia bertugas di Squadron Pengintai Udara.

Pada masa pendudukan Jepang, Adisutjipto bekerja pada perusahaan bus di Salatiga karena saat itu tidak satu pun orang Indonesia yang diperbolehkan menerbangkan pesawat. Sesudah Indonesia merdeka, ia menyumbangkan tenaga membina Angkatan Udara Republik Indonesia bersama S. Suryadarma, yang kemudian diangkat menjadi Kepala Staf AURI. Saat itu, tenaga penerbang sangat sedikit. Pesawat terbang hampir-hampir tidak ada, dan kalau pun ada sudah rongsokan. Teknisi-teknisi Indonesia berusaha memperbaiki pesawat tersebut. Tanggal 27 Oktober 1945, Adisutjipto berhasil menerbangkan sebuah pesawat. Penerbangan itu adalah penerbangan pertama yang dilakukan oleh putra Indonesia. Pada tanggal 1 Desember 1945 Adisutipto mendirikan Sekolah Penerbang di Yogyakarta, tepatnya di Lapangan Udara Maguwo, yang kemudian diganti namanya menjadi Bandara Adisutjipto, untuk mengenang jasa beliau sebagai pahlawan nasional. Di situ dididik kader-kader Angkatan Udara. Karena jasa-jasanya itu Adisutjipto disebut bapak Penerbang Indonesia.

Jabatan lain yang pernah dipegangnya ialah Wakil II Kepala Staf Angkatan Udara. Selain itu, pernah pula ditugasi ke India dan Filipina untuk mencari tenaga pelatih dan menyewa pesawat terbang. Di India, berkat bantuan Perdana Menteri Jawaharlal Nehru, ia berhasil mengadakan perundingan dengan Patnaik yang kemudian bersedia menyewakan sebuat pesawat Dakota.

Untuk kedua kalinya, bersama Abdulrahman Saleh, pada bulan Juli 1947, Adisutjipto pergi ke India. Penerobosan blokade udara Belanda menuju India dan Pakistan berhasil dilakukan. Mereka kembali membawa obat-obatan sumbangan Palang Merah Internasional untuk Palang Merah Indonesia, dengan menggunakan pesawat Dakota VT CLA. Pada tanggal 29 Juli 1947 waktu akan mendarat di Lapangan Terbang Maguwo, Yogyakarta, pesawat tersebut ditembaki oleh pesawat pemburu Belanda P-40 Kittyhawk sehingga jatuh dan terbakar. Marsekal Muda Adisutjipto pun gugur. Beliau dimakamkan di Pemakaman Umum Kuncen dan kemudian pada tanggal 14 Juli 2000 dipindahkan ke Monumen Perjuangan di desa Ngoto, Bantul, Yogyakarta.

sumber :

  1. Arief Gunarso,S.TP.; Ensiklopedia Pahlawan Nasional. Penerbit TandaBaca, Juli 2007
  2. A. Heuken SJ; Ensiklopedi Populer tentang Gereja Katolik di Indonesia. Yayasan Cipta Loka Caraka, 1989 id.wikipedia .org

Related Articles:



This Related-Post-By-Category Widget by Hoctro | Jack Book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar