Senin, 02/05/2011 12:48 WIB
Misteri Antara Al Zaytun-NII KW 9(1)
Mereka Sangat Yakin Al Zaytun Markas NII KW 9
Iin Yumiyanti - detikNews
Al Zaytun (Hery W/detikcom) |
Jakarta - Begitu banyak telunjuk menunjuk ke Pondok Pesantren Al Zaytun. Pondok Pesantren yang dipimpin AS Panji Gumilang itu disebut merupakan markas dari gerakan Negara Islam Indoonesia (NII) KW 9. Kelompok ini aktif merekrut orang dengan cuci otak demi pengumpulan uang.
Sejumlah kesaksian memang menyebut NII KW 9 memiliki kaitan erat dengan Pondok Pesantren Al Zaytun. Pimpinan NII KW 9 dan pimpinan Pondok Pesantren di Indramayu itu merupakan orang yang sama yakni Abu Toto alias Panji Gumilang.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pernah melakukan penelitian soal Pondok Pesantren termegah di Asia Tenggara itu pada tahun 2002. Kesimpulan penelitian menyatakan antara Al Zaytun dan NII KW 9 memiliki keterkaitan dalam hal kepemimpinan. "Kami menemukan persamaan kaitan dalam kepemimpinan NII dan Ponpes Al Zaitun, yakni Panji Gumilang," kata Ketua MUI Ma'ruf Amin.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin juga menyebut pemimpin NII KW 9 adalah juga merupakan pimpinan dari Al-Zaytun. "Menurut pengakuan mantan NII KW 9, pemimpinnya adalah pemimpin Al-Zaytun," ujar Din.
Para mantan anggota NII KW 9 mulai dari jabatan lurah hingga menteri pun memberikan kesaksian Panji adalah imam atau presiden NII KW 9. Menteri Peningkatan Produksi NII KW 9 tahun 1997-2003, Imam Suprayitno menyatakan Panji memang imam kelompok yang kini meresahkan karena melakukan gerakan cuci otak itu. "Namanya banyak, Abu Toto, Syamsul Alam, orangnya ya itu, sama," kata Imam.
Mantan anggota NII yang kini menjadi pengamat terorisme Al-Chaidar juga membenarkan Panji merupakan pemimpin NII KW 9. Sukanto, mantan camat NII wilayah Tebet Jakarta Selatan dan Ken Setiawan, mantan lurah NII wilayah Kayu Putih, Pulau Gadung yang kini aktif dalam NII Crisis Center, juga memberi kesaksian serupa.
Mantan Wakil Camat NII wilayah Karanganyar Bachtiar Rivai memberi kesaksian, uang yang disetorkan jamaah NII KW 9 yang pengumpulannya dilakukan dengan menghalalkan segala cara digunakan untuk membangun Al Zaytun. Al Zaytun, merupakan ibukota NII KW 9, yang juga pusat pemerintahan bila nanti menang menggulingkan NKRI. Imam menyatakan uang pengumpulan anggota NII pernah mencapai ratusan miliar dan disimpan di Bank Century, kantor Cabang Senayan. Rekening itu atas nama Abu Maarif, yang juga merupakan nama alias Panji.
NII KW 9 meresahkan terkait banyaknya orang dan mahasiswa yang hilang akhir-akhir ini. Mahasiswa sejumlah kampus menjadi korban gerakan ini. Dalam operasinya, gerakan ini mencuci otak korbannya dengan menyatakan NKRI kafir sehingga harus hijrah menjadi warga negara NII.
Sejumlah korban menyatakan, untuk hijrah, mereka harus membayar uang yang bahkan jumlahnya mencapai puluhan juta. Setelah menjadi anggota, korban mempunyai kewajiban mengumpulkan uang dengan dalih untuk mendirikan NII padahal uang dipakai untuk memperkaya pejabat dan pemimpinnya sendiri.
Rumor Al Zaytun merupakan markas NII KW 9 sudah lama beredar. Para korban gerakan ini sudah berkali-kali melaporkan kasus ini ke polisi dan kementerian agama. Namun tidak ada respon. Panji pun belum pernah diperiksa. Padahal NII jelas merupakan gerakan makar karena mendirikan negara di dalam NKRI.
Dengan tidak adanya tindakan terhadap Panji ataupun Zaytun, dugaan yang berkembang NII KW 9 ini memang sengaja dipelihara oleh pemerintah dalam hal ini intelijen. Dugaan itu terus menguat, terlebih banyak pejabat yang berkunjung ke Zaytun. Hendropriyono, yang saat itu menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) bahkan sangat membela Zaytun dan Panji. Hendro pernah mengancam akan menghajar siapa saja yang terus menghujat Zaytun.
Kini setelah Hendro tidak lagi menjabat Kepala BIN, tuntutan agar Zaytun diperiksa terkait NII makin kuat. Panji pun membantah ia merupakan pemimpin NII. "Saya juga tidak tahu kenapa nama saya dibawa-bawa tapi saya Panji Gumilang tidak pernah masuk NII," kata Panji.
Hendro juga membantah melindungi Panji yang disebut-sebut sebagai pemimpin NII. "Itu namanya fitnah, dan orang yang membuat fitnah itu orang bodoh," kata Hendro yang mengakui memang dekat dengan Panji.
Kementerian Agama menyatakan tidak akan tinggal diam dengan kecurigaan publik terhadap keterkaitan Pondok Pesantren Al Zaytun dengan NII KW9. Lembaga pendidikan yang dipimpin Panji itu bakal diperiksa.
Setelah begitu banyaknya tekanan publik soal NII, pemerintah memang tidak seharusnya tinggal diam. Pemerintah lewat kepolisian dan kejaksaan sudah semestinya menyelidiki Zaytun dan Panji untuk membawanya ke pengadilan. Bila memamg terbukti Zaytun sebagai pusat NII KW 9, Ponpes ini bisa ditutup dan asetnya disita untuk negara. Bila tidak terbukti, Zaytun harus direhabilitasi.
(iy/diks)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar